PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN
1.
Tubeculosis
Paru ( TB Paru)
a.
Pengertian
TB paru adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh infeksi dari penularan Mycobacterium tuberculosis.
b.
Etiologi
Penyakit ini disebabkan
oleh inhalasi Mycobacterium tuberculosis Yang
menyebabkan reaksi granuloma paru.Sebanyak 90% infeksi bersifat laten dan pada
penurunan status imunologik menjadi aktif. MDR-TB ( Muli Drug Resisten
Tuberculosis) bervariasi :1,2- 14%
c.
Gejala
Gejala kiliniks infeksi
tuberculosis adalah batuk dengan sputum minimal (warna kuning) kadang ada
darah,hemoptisis, subfebris, penurunan berat badan, berke ringat malam,nafsu makan berkurang hingga rasa
lemah,keluhan panas yang tidak terlalu tinggi setiap hari utamanya pada sore
hari dan malam hari,rasa sakit pada dada,dan pada pemeriksaan foto toraks
ditemukan gambaran infiltrat, kavitas,dan limfadenopati mediastinum.
d.
Pengaruh
Kehamilan terhadap TB paru
Tidak selalu mudah untuk mengenali ibu hamil dengan
tuberkulosis paru, apalagi penderita tidak menunjukkan gejala-gejala yang khas
seperti badan kurus, batuk menahun atau hemaptoe. Tuberkulosis aktif tidak
membaik atau memburuk dengan adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bisa
meningkatkan risiko tuberkulosis inaktif terutama pada post partum. Reaktifasi
tuberkulosis paru yang inaktif juga tidak mengalami peningkatan selama
kehamilan. Angka reaktifasi tuberkulosis paru-paru kira-kira 5-10% tidak ada
perbedaan antara mereka yang hamil maupun tidak hamil
e.
Pengaruh TB Paru terhadap kehamilan
jika kuman TB hanya
menyerang paru, maka akan ada sedikit risiko terhadap janin.Untuk
meminimalisasi risiko,biasanya diberikan obat-obatan TB yang aman bagi
kehamilan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol. Kasusnya akan berbeda jika TB
juga menginvasi organ lain di luar paru dan jaringan limfa, dimana wanita
tersebut memerlukan perawatan di rumah sakit sebelum melahirkan. Sebab
kemungkinan bayinya akan mengalami masalah setelah lahir. Penelitian yang
dilakukan oleh Narayan Jana, KalaVasistha, Subhas C Saha, Kushagradhi Ghosh,
1999 tentang efek TB ekstrapulmoner tuberkuosis, didapatkan hasil bahwa
tuberkulosis pada limpha tidak berefek terhadap kahamilan, persalinan dan hasil
konsepsi. Namun juka dibandingkan dengan kelompok wanita sehat yang tidak
mengalami tuberculosis selama hamil mempunyai resiko hospitalisasi lebih tinggi
(21% : 2%), bayi dengan APGAR skore rendah segera setelah lahir (19% : 3%),
berat badan lahir rendah (<2500). Selain itu,risiko juga meningkat pada janin, seperti
abortus, terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran prematur dan terjadinya
penularan TB dari ibu ke janin melalui aspirasi cairan amnion (disebut TB
congenital).
TB congenital biasanya sudah bisa diamati pada minggu ke 2-3
kehidupan bayi,seperti premature,gangguan napas,demam,berat badan rendah,hati
dan limpa membesar.Penularan congenital sampai saat ini masih belum
jelas,apakah bayi tertular saat masih di perut atau setelah lahir.
f.
Pengaruh
TB paru pada persalinan
Setengah dari jumlah kasus yang dilaporkan selama proses
persalinan terjadi infeksi pada bayi yang disebabkan karena teraspirasi sekret
vagina yang terinfeksi kuman tuberculosis.
g.
Pencegahan
Penyakit TBC dapat di cegah dengan
berbagai cara, selama setiap individu memiliki kesadaran untuk menjaga
kesehatan bersama, yaitu dengan menjaga kesehatan lingkungan, dan juga
memperbaiki tingkat gizi serta daya tahan tubuh, karena TB tidak dapat
menyerang pada orang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat
h.
Penanganan
·
Sebelum kehamilan
Konseling mengenai
pengaruh kehamilan dan TB paru serta pengobatan, Pemeriksaan peyaring
tuberculosis pada populasi resiko tinggi,dan perbai kan keadaan umum
(gizi,anemia)
·
Selama hamil
TB bukan merupakan
indikasi untuk melakukan pengguguran kandungan, Pengobatan dengan regimen
kombinasi dapat segera dimulai begitu diag nosis ditegakkan,Antenatal care dilakukan seperti
biasa,dianjurkan pasien datang paling awal atau paling akhir untuk mencegah
penularan pada orang disekitarnya,Ibu hamil dengan proses aktif hendaknya
jangan dicam purkan dengan wanita hamil lainnya pada pemeriksaan antenatal, dan
apa bila batuk darah sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi
·
Saat persalinan
Persalinan dapat
berlangsung seperti biasa.Penderita diberi masker untuk menutupi hidung dan
mulutnya agar tidak terjadi penyebaran kuman ke sekitarnya,Bila proses aktif
kala I dan II diusahakan seringan mungkin. Pada kala I Ibu hamil diberi
obat-obat penenang dan analgetika dosis rendah,Pemberian oksigen
adekuat,tindakan pencegahan infeksi,eksttraksi vakum/ forsep bila ada indikasi
obstetrix,bila ada indikasi obstetrix untuk Sc hal ini dilakukan bersama dengan
ahli anastesi untuk memperoleh proses anastesi mana yang terbaik, sebaiknya
persalinan dilakukan di ruang isolasi, cegah perdarahan pasca persalinan dengan
uterotonika.
·
Pasca persalinan
Observasi 6-8 jam
kemudian penderita dapat langsung dipulangkan.Bila tidak mungkin
dipulangkan,penderita harus dirawat diruang isolasi, usahakan mencegah
terjadinya infeksi tambahn dengan memberikan antibiotika yang cukup,bila ada
anemia sebaiknya diberikan transfusi darah,Perawatan bayi harus dipisahkan dari
ibunya sampai tidak terlihat tanda proses aktif lagi,pemberian ASI tidak
merupakan kontra indikasi meskipun ibu mendapatkan OAT dan Ibu dianjurkan
supaya segera memakai kontrasepsi atau bila jumlah anak sudah cukup,segera
dilakukan tubektomi.
2.
Asma
Bronkhiale
a.
Pengertian
Adalah penyakit
paru-paru dengan karakteristik sebagai berikut :
·
Gangguan pernafasan yang dapat terjadi
sebagian atau komplit
·
Infeksi pada saluran pernafasan
·
Respon pada gangguan saluran pernafasan
yang disebabkan oleh stimulasi seperti iritasi lingkungan,infeksi virus saluran
pernafasan,dingin,panas atau olahraga
b.
Etiologi
·
Reaksi
imunologi (alergi) dimana IgE meninggi.
·
Faktor
genetik.
·
Gabungan
antara reaksi imunologi dan genetik
c. Gejala
Gejala klinis
bervariasi dari wheezing ringan
sampai bronkokonstriksi berat,ada sputum yang banyak,batuk,sesak
d.
Pengaruh
kehamilan terhadap Asma
Pengaruh kehamilan terhadap perjalanan klinis asma,
bervariasi dan tidak dapat diduga. Dispnea simtomatik yang terjadi selama
kehamilan, yang mengenai 60%-70% wanita hamil, bisa memberi kesan memperberat
keadaan asma.Wanita yang memulai kehamilan dengan asma yang berat, tampaknya
akan mengalami asma yang lebih berat selama masa kehamilannya dibandingkan
dengan mereka yang dengan asma yang lebih ringan. Sekitar 60% wanita hamil
dengan asma akan mengalami perjalanan asma yang sama pada kehamilan-kehamilan
berikutnya. Gluck& Gluck menyimpulkan bahwa peningkatan kadar IgE
diperkirakan akan memperburuk keadaan asma selama kehamilan, sebaliknya
penderita dengan kadar IgE yang menurun akan membaik keadaannya selama
kehamilan.Eksaserbasi serangan asma tampaknya sering terjadi pada trimester III
atau pada saat persalinan, hal ini menimbulkan pendapat adanya pengaruh
perubahan faktor hormonal, yaitu penurunan progesteron dan peningkatan
prostaglandin, sebagai faktor yang memberikan pengaruh.Pada persalinan dengan
seksio sesarea resiko timbulnya eksaserbasi serangan asma mencapai 18 kali
lipat dibandingkan jika persalinan berlangsung pervaginam
e.
Pengaruh Asma terhadap Kehamilan
Pengaruh asma terhadap kehamilan bervariasi tergantung
derajat berat ringannya asma tersebut. Asma terutama jika berat bisa secara
bermakna mempengaruhi hasil akhir kehamilan, beberapa penelitian menunjukkan
adanya peningkatan insidensi abortus, kelahiran prematur, janin dengan berat
badan lahir rendah, dan hipoksia neonatus. Beratnya derajat serangan asma
sangat mempengaruhi hal ini, terdapat korelasi bermakna antara fungsi paru ibu
dengan berat lahir janin. Angka kematian perinatal meningkat dua kali lipat
pada wanita hamil dengan asma dibandingkan kelompok asma terkontrol.Asma berat
yang tidak terkontrol juga menimbulkan resiko bagi ibu, kematian ibu biasanya
dihubungkan dengan terjadinya status asmatikus, dan komplikasi yang mengancam
jiwa seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, korpulmonale akut, aritmia
jantung, serta kelemahan otot dengan gagal nafas. Angka kematian menjadi lebih
dari 40% jika penderita memerlukan ventilasi mekanik.Asma dalam kehamilan juga
dihubungkan dengan terjadinya sedikit peningkatan insidensi preeklampsia
ringan, dan hipoglikemia pada janin, terutama pada ibu yang menderita asma
berat.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan penanganan penderita secara
intensif, akan mengurangi serangan akut dan status asmatikus, sehingga hasil
akhir kehamilan dan persalinan dapat lebih baik.
f.
Pencegahan
Pencegahan yang dianjurkan meliputi menghindari rangsangan
potensial atau factor pencetus,imunoterapi yang teratur sebelum kehamilan,dan
memperoleh vaksin influenza.
g.
Penanganan
Sebelum kehamilan
·
Konseling mengenai pengaruh kehamilan
dan asma serta pengobatan
·
Penyesuaian terapi maintenance untuk optimalisasi fungsi respirasi
·
Hindari factor pencetus ,allergen
·
Rujukan dini pada pemeriksaan antenatal
Selama kehamilan
·
Penyesuaian terapi untuk mengatasi
gejala.Pemantauan kadar teofilin dalam darah,krena selam hamil terjadi
hemodilusi sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi
·
Pengobatan untuk mencegah serangan dan penabnganan dini bila terjadi serangan
·
Pemberian obat inhalasi,untuk
menghindari efek sistemik pada janin
·
Pemeriksaan paru Ibu
·
Pada pasien yang stabil,NST dilakukan
pada akhir trimester II/ awal trimester III
·
Konstultasi anestesi untuk persiapan
persalinan
Saat persalinan
·
Pemeriksaan FEV1 ,PEFR saat
masuk rumah sakit dan diulang bila timbul gejala
·
Pemberian oksigen adekuat
·
Kortikosteroid sistemik(hidroktison 100
mg i.v tiap 8 jam) diberikan 4 minggu sebelum persalinan dan terai maintenance diberikan selama persalinan
·
Anestesi epidural dapat digunakan selama
proses persalinan.Pada persalinan operatif lebih baik digunakan anestesi
regional untuk menghindari rangsangan pada intubasi trakea.Penanganan hemoragi
pasca persalinan sebaiknya menggunakan uterotonika atau PGE2 karena
PGF dapat merangsang broncopasme
Pasca persalinan
·
Fisioterapi untuk membantu pengeluaran
mucus paru,latihan pernapan untuk mencegah atau meminimlisasi atelaktasis,mulai
pemberian terapi maintenance
·
Pemeberian ASI tidak merupakan kontra
indikasi meskipun Ibu mendapatkan obat anti asma termasuk prednisone.
Penanganan umun
·
Menilai fungsi paru-paru Ibu dan
perkembangan janin
·
Mengurangi factor pencetus terjadinya
resiko asma
Pengobatan
·
Pendidikan pasien tentang penanganan
·
Pada asma yang ringan dapat digunakan
obat local yang berbentuk inhalasi atau peroral
·
Pada keadaan yang lebih berat,penderita
harus dirawat dan serangan dapat dihilangkan dengan satu atau lebih obat-obatan
ini
ü Efinefrin
ü Isoprotermal
ü Oksigen
ü Aminofilin
250-500 mg
ü Hidrasi
obat-obatan yang mengandung iodium karena dapat membuat gangguan janin
·
Pemberian antibiotic bla ada infeksi
·
Bila ada serangan pertolongan persalinan
dilakukan dengan vakum.
3.
Diabetes
Melitus (DM)
a.
Pengertian
Diabetes mellitus adalah gangguan
toleransi gula yang ditandai dengan hiperglikemia ( meningkatnya kadar glukosa
darah)
b.
Etiologi
1. Genetik
Diabetes Melitus Tergantung Insulin (
DMTI)
Ø Perusakan
imunologik yang memproduksi insulin
Ø Faktor
pemicunya adalah infeksi virus yang selanjutnya akan memproduksi antibody
terhadap sel-sel beta sehingga akan mengakibatkan berkurangnya insulin
2. Diabetes
Mellitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI)
c.
Faktor
resiko diabetes dalam kehamilan
·
Beberapa kali keguguran
·
Riawayat pernah melahirkan anak
meninggal tanpa sebab
·
Riawayat pernah melahirkan bayi dengan
cacat bawaan
·
Pernah meahirkan bayi > 4000 gram
·
Pernah pre eklampsia, polihidramnion
·
Gemuk ( obesitas )
·
Umur Ibu hamil > 30 tahun
·
Riawayat DM dalam keluarga
·
Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya
·
Infeksi Saluran Kemih ( ISK) berulang –ulang selama hamil
d.
Pengaruh
kehamilan persalinan dan nifas terhadap diabetes :
·
Kehamilan dapat menyebabkan status
prediabetik menjadi manifest (diabetik)
·
Diabetes akan menjadi lebih berat oleh
kehamilan
·
Pada persalinan yang memerlukan tenaga
ibu dan kerja rahim akan memerlukan glukosa banyak,maka bias terjadi
hipoglikemia atau koma
·
Dalam masa laktasi keperluan akan
insulin akan bertambah
e.
Pengaruh
diabetes terhadap kehamilan :
·
Abortus dan partus prematurus
·
Hidramnion
·
Pre-eklampsia
·
Kesalahan letak janin
·
Insufisiensi plasenta
f.
Pengaruh
diabetes terhadap persalinan dan nifas :
·
Inersia uteri dan atonia uteri
·
Distosia karena janin ( anak besar,bahu
lebar )
·
Kelahiran mati
·
Persalinan lebih sering ditolong secara
operatif
·
Angka kejadian perdarahan dan infeksi
tinggi
·
Morbiditas dan mortalitas ibu tinggi
·
Perdarahan dan infeksi puerperal lebih
tinggi
·
Luka-luka jalan lahir lambat
pulih/sembuh
g.
Pengaruh
diabetes terhadap janin atau bayi :
·
Sering terjadi abortus
·
Kematian janin dalam kandungan setelah
36 minggu
·
Dapat terjadi cacat bawaan
·
Dismaturitas
·
Janin besar ( bayi kingkong/makrosomia )
·
Kematian neonatal tinggi
·
Kemudian hari dapat terjadi kelainan
neurologic dan psikologik
h.
Pencegahan
Biasanya untuk menghindari DMG pada Ibu
hamil terutama yang berpeluang besar terkena DMG itu dianjurkan untuk menjalani
diet
i.
Penanganan
Umum
·
Penatalasanaan DM dilakukan secara
terpadu oleh spesialis penyakit dalam,spesialis Obgyn,ahli gizi da spesialis
anak
·
Tujuan penanganan adalah mencapai dan
mempertahankan keadaan gula darah normal sejak hamil hingga persalinan yaitu
kadar GDP 105 mg/dl dan 2 jam sesudah makan,120 mg/dl
·
Untuk mencapai sasaran tersebut
dilakukan :
ü Perencanan
makan yang sesuai dengan kebutuhan
ü Pemantauan
glukosa darah sendiri di rumah
ü Pemberiasn
Insulin bila belum tercapai normoglikemia dengan perencanaan makan
·
Segera setelah pasien didiagnosa
DMG,lakukan pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah makan untuk
menentukan langkah penatalaksanaan
·
Bila kadar GDP >130 mg/dl pada pasien
langsung diberi insulin disamping perencanaan makan,terutama pada penderita
yang terdiagnosa setelah usia kehamilan mencapai 28 minggu
·
Bila kadar GDP < 130 mg/dl dimulai
dengan perencanaan makan saja dulu
·
Monitor kesejahteraan janin
·
Saat melahirkan kontrol gula darah dan
kesejahteraan janin
·
Pada kelahiran pervaginam diperhitungkan
kemungkinan kesulitan karena makrosomia.
j.
Penanganan
Obstetri
·
Pemantauan Ibu dan janin dilakukan
dengan mengukur TFU dan mendengarkan denyut jantung janin
·
Penilaian menyeluruh janin dilakukan
dengan skor fungsi dinamik janin- placenta.Skor <5 merupakan tanda gawat
janin.Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36
minnggu.Adanya makrosomia,pertumbuhan janin
yang terhambat dan gawat janin merupakan indikassi untuk melakukan
persalinan secar seksio sesarea. Janin yang sehat skor FDJP>6 dapat dilahirkan pada umur kehamilan cukup
waktu40-42 minggu dengan persalinan biasa .Ibu hamil DMG tidak perlu dirawat
bila keadaan diabetesnya terkendali baik,namun harus selalu diperhatikan gerak
janin normal > 10 kali dalam 12 jam
·
Bayi yang dilahirkan dari Ibu DMG
memerlukan perawatan khusus
·
Prosedur dibawah ini perlu untuk
pengelolaan Ibu DMG ;
Ø
Bila diperlukan terminasi kehamilan
harus dilakukan amniosentris dahulu untuk memastikan kematangan janin (Bila
usia kehamilan masih < 38 minggu )
Ø
Kehamilan dengan DMG yang berkomplikasi
(hipertensi,pre eklampsia, kelainan vascular, infeksiseperti glomerulus, nefritis,cystitis,
moniliasis,harus dirawat sejak kehamilan minggu ke 34). Pasien DM yang
berkomplikasi biasanya memerlukan insulin.Umumnya Ibu dengan DMG kadar gula darahnya mudah
terkendali kecuali bila ada komplikasi.
k. Prinsip penanganan
·
Kontrol secara ketat gula darah,sebab
bila kntrol kurang baik upayakan lahir lebih dini dengan pertimbangan
pematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin mendadak
·
Hindari adanya infeksi traktus urinarius
atau infeksi lainnya.Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
l.
Pengaturan
diet
·
Jumlah kalori dan konsumsi makanan pada
umumnya untuk DM dianjurkan 35 kalori pper Kg BB ideal,kecuali pada penderita
gemuk,perlu dipertimbangkan kalori yang sedikit rendah
·
Cara yang dianjurkan ditemukan BB ideal:
BB ideal = (TB-100)-10%
·
Kebutuhan kalori merupakan jumlah
keseluruhan kalori yang dibutuhkan dari:
·
Kalori basal 25 kalori/kg berat ideal
·
Kalori untuk kegiatan jasmani 10-30%
·
Penambahan kalori untuk kehamilan 300
kalori
4.
Penyakit
jantung
a.
Pengertian
Pada kehamilan dengan jantung
normal,wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan perubahn secara
fisiologis.Perubahn tersebut disebabkan oleh:
·
Hipervvolemia :dimulai sejak kehamilan 8
minggu dan mencapai puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap
·
Jantung daan diafragma terdorong ke atas
oleh karena pembesaran rahim
·
Dalam kehamilan :
Ø Denyut
jantung dan nadi: meningkat
Ø Pukulan
jantung ; meningkat
Ø Volume
darah ; meningkat
Ø Tekanan
darah menurun sedikit
Klasifikasi penyakit jantung dalam
kehamilan :
Kelas I:
Kelas I:
·
Tanpa pembatasan kegiatan fisik
·
Tanpa gejala pada kegiatan biasa
Kelas II :
·
Sedikit dibatasi kegiatan fisiknya
·
Waktu nistrahat tidak ada keluhan
·
Kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala
insufisiensi jantung
·
Gejalanya adalah lelah,palpiotasi,sesak
nafas,dan nyeri dada(angina pektoris)
Kelas III :
·
Kegiatan fisik sangat dibatasi
·
Waktu istrahat tidak ada keluhan
·
Sedikit kegiatan fisik menimbulkan
keluhan insufisiensi jantung
Kelas IV:
·
Waktu istrahat dapat timbul keluhan
insufisiensi jantung, apalagi kerja fisik yang tidak berat.
b.
Etiologi
·
Usia
·
Riawayat dekompensasi kordis
·
Anemia
c.
Tanda
–tanda
·
Sesak nafas
·
Nyeri dada
d.
Pengaruh
kehamilan terhadap penyakit jantung
Saat-saat yang
berbahaya bagi penderita adalah :
·
Pada kehamilan 32-36 minggu,di mana
volume darah mencapai puncaknya (
hipervolumia)
·
Pada kala II,di mana wanita mengerahkan
tenaga untuk mengedan dan memerlukan kerja jantung yang berat
·
Pada pasca persalinan,di mana darah dari
ruang intervilus plasenta yang sudah lahir,sekarang masuk ke dalam sirkulasi
darah Ibu
·
Pada masa nifas,karena ada kemungkinan
infeksi
e.
Pengaruh
penyakit jantung terhadap kehamilan :
·
Dapat terjadi abortus
·
Prematuritas ( lahir tidak cukup bulan )
·
Dismaturitas (lahir cukup bulan,namun dengan
berat badan lahir rendah)
·
Lahir dengan APGAR rendah atau lahir
mati
·
Kematian janin dalam rahim (KJDR)
f.
Pencegahan
·
Tidak merokok
·
Pola makan diusia muda,jangan terlalu
banyak makan,terutama makanan yang mengandung lemak
·
Latihan olahraga teratur sesuai umur dan
kekuatan tubuh
·
Cukup istrahat
·
Hidup sederhana dan bekerja secara
tenang dan teratur
·
Pemeriksaan /check up secara teratur
g.
Penanganan
Dalam kehamilan
·
Memberikan pengertian kepada ibu hamil
untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur sesuai dengan jadwal yang
ditentukan (misalnya,sekali seminggu)merupakan hal yang penting
·
Kerjasama dengan ahli penyakit dalam
atau kardiolog,untuk penyakit jantung,harus dibina sedini mungkin
·
Pencegahan terhadap kenaikan berat badan
dan retensi air yang berlebihan.jika terdapat anemia,harus diobati.
·
Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan
memberatkan kerja jantung,hal ini harus diobati.
·
Bila terjadi keluhan yang agak
berat,seperti sesak napas,infeksi saluran pernapasan,dan sianosis,penderita
harus dirawat di RS untuk pengawasan dan pengobatan yang lebih intensif
·
Skema kunjungan antenatal : Setiap 2
minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya
·
Wanita hamil dengan penyakit jantung
harus cukup istrahat,cukup tidur,diet rendah garam,dan pembatasan jumlah cairan
·
Sebaiknya penderita dirawat 1-2 minggu
sebelum taksiran persalinan
·
Pengobatan khusus harus bergantung pada
kelas penyakit :
ü Kelas
I : tidak memerlukan pengobatan tambahan
ü Kelas
II : Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan.Memgurangi kerja fisik terutama
antara kehamilan 28-36 minggu
ü Kelas
III :Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya.Sebaiknya dirawat di RS sejak
kehamilan 28-30 minggu
ü Kelas
IV : Harus dirawat di Rumah sakit dan diberikan pengobatan,bekerja sama dengan
kardiolog.
Dalam persalinan
·
Penderita kelas I dan kelas II biasanya
dapat meneruskan kehamilan dan bersalin pervaginam,namun dengan pengawasan yang
baik serta bekerja sama dengan ahli penyakit dalam
·
Membuat daftar his : daftar
nadi,pernapasan,tekanan darah yang diawasi dan dicatat setiap 15 menit dalam
kala I dan setiap 10 menit dalam kala II.Bila tanda-tanda payah jantung
(dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis.Memberikan sedilanid dosis aweal
0,8 mg dan ditambahkan sampai dosis 1,2 -1,6 mg intra vena perkahan-lahan.JIka
perlu,suntikan dapat diulang 1-2 kali dalam 2 jam.Di kamar bersalin harus
tersedia tabung berisi oksigen,morfin dan suntikan diuretikum.
·
Kala II yang kritis bagi penderita.Bila
tidak timbul tanda –tanda payah jantung,persalinan dapat ditunggu,diawasi dan
ditolong secara spontan.dalam 20-30 menit,bila janin belum lahir,kala II segera
diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forsep. Kalau di jumpai CPD, maka
dilakukan seksio sesarea dengan local anastesi/lumbal/kaudal dibawah pengawasan
ahli multi disiplin
·
Untuk menghilangkan rasa sakit boleh
diberikan obat analgesik seperti petidin dan lain-lain.Jangan diberikan
barbiturate(luminal) atau morfin bila ditaksir bayi akan lahir dalam beberapa
jam
·
Kala II biasanya berjalan seperti biasa .Pemberian
ergometrin dengan hati-hati,biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman.
Dalam pasca persalinan
dan nifas
·
Setelah bayi lahir,penderita dapat
tiba-tiba jatuh kolaps,yang disebabkan darah tiba-tiba membanjiri tubuh ibu
sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah.hal ini harus diawasi dan
dipahami oleh penolong.selain itu,pendarahan merupakan komplikasi yang cukup
berbahaya.
·
Karena itu penderita harus tetap diawasi
dan dirawat sekurang-kurangnya 2 minggu setelah bersalin.
Masa laktasi
·
Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan
penyakit jantung kelas I dan II,yang sanggup melakukan kerja fisik.
·
Laktasi dilarang pada wanita dengan
penyakit jantung kelas III dan IV.
Penanganan secara umum
·
Penderita kelas III dan IV tidak boleh
hamil karena kehamilan sangat membahayakan jiwanya.
·
Bila hamil,sedini mungkin abortus buatan
medikalis hendaknya dipertimbangkan untuk dikerjakan.
·
Pada kasus tertentu sangat dianjurkan
untuk tidak hamil lagi dengan melakukan tubektomi,setelah penderita
afebris,tidak anemis,dan sedikit keluhan.
·
Bila tidak mau sterilisasi,dianjurkanmemakai
kontrasepsi.Kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR)
5.
Penyakit Ginjal
penyakit ginjal yang
dapat terjadi dalam kehamilan yaitu :
Gagal Ginjal Akut (
Acute Renal Failure)
a. Pengertian:
Gagal ginjal akut adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal yang
terjadi secara akut/tiba-tiba dan tidak berlangsung lama.
b.
Etiologi
:
Abortus septic terutama disebabkan Clostridium
welchii,toksemi hamil,solusio plasenta,sepsis puerperalis
Hemolisis karena kesalahan transfusi
darah
Setiap syok yang hebat dan irefersibel
c.
Pengaruh
terhadap kehamilan
Wanita dengan kehamilan penyakit ginjal harus
mempertimbangkan ditawarkan penilaian pra-kehamilan dan konseling oleh tim
multidisiplin (yang harus mencakup dokter kandungan, dokter ginjal / obstetri
dan bidan spesialis).
·
Untuk
wanita dengan normal atau hanya sedikit penurunan fungsi ginjal pra-kehamilan
(kreatinin serum di bawah 125 umol / l), hasil obstetri biasanya berhasil tanpa
efek yang merugikan pada program jangka panjang dari penyakit mereka, tetapi
ada peningkatan risiko komplikasi kehamilan seperti hipertensi dan pre-eklampsia (lihat artikel terpisah Hipertensi pada Kehamilan ).
·
Wanita dengan lebih gangguan ginjal berat
lebih mungkin untuk menderita hipertensi, pre-eklampsia atau persalinan
prematur, dan memiliki bayi yang kecil,keguguran atau penurunan fungsi ginjal ireversibel pada dalam
jangka panjang
·
Kehamilan sangat jarang pada wanita dengan
stadium akhir gagal ginjal padadialisis , untuk berbagai alasan; kebanyakan wanita tersebut
subur. Kesuburansering kembali dengan cepat setelah transplantasi ginjal
sukses.
·
Jika
perempuan pada dialisis tidak menjadi hamil, hasilnya biasanya miskin dengan
resiko yang sangat tinggi keguguran, hipertensi berat, bayi kecil dan
prematur. 3Sebuah peningkatan 50% pada dialisis diperlukan. Hasil
kelahiran hidup hanya sekitar 50%. Hasil lebih baik bagi mereka dengan
transplantasi ginjal.
·
Obat-obatan, terutama antihipertensi agen, harus ditinjau pada wanita dengan penyakit
ginjal yang ingin hamil. Prednisolon , azathioprine , ciclosporin dantacrolimus tampaknya tidak dikaitkan dengan kelainan janin dan
tidak harus dihentikan pada kehamilan.
·
Pada wanita hamil dengan penyakit ginjal,
tekanan darah target yang harus di bawah 140/90 mm Hg.
·
Wanita
dengan penyakit ginjal harus ditawarkan aspirin dosis rendah sebagai
profilaksis terhadap pre-eklampsia, dengan pengobatan dimulai dalam trimester
pertama.
d.
Pencegahan
dalam kebidanan :
·
Penyebab dari sudut kebidanan ditangani
dengan sebaik-baiknya,kalau perlu dihindarkan.
·
Pendarahan dan syok segera ditanggulangi
·
Pemberian transfuse darah lege artis.
e.
Penanganan :
Konsultasi dengan ahli nefrologi/ahli penyakit
dalamadalah tindakan yang bijaksana.