Kamis, 22 Agustus 2013

Penyakit Yang Menyertai kehamilan dan Persalinan



PENYAKIT  YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN
1.      Tubeculosis  Paru ( TB Paru)
a.      Pengertian
TB paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi dari penularan Mycobacterium tuberculosis.
b.      Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh inhalasi Mycobacterium tuberculosis Yang menyebabkan reaksi granuloma paru.Sebanyak 90% infeksi bersifat laten dan pada penurunan status imunologik menjadi aktif. MDR-TB ( Muli Drug Resisten Tuberculosis) bervariasi :1,2- 14%
c.       Gejala
Gejala kiliniks infeksi tuberculosis adalah batuk dengan sputum minimal (warna kuning) kadang ada darah,hemoptisis, subfebris, penurunan berat badan, berke ringat  malam,nafsu makan berkurang hingga rasa lemah,keluhan panas yang tidak terlalu tinggi setiap hari utamanya pada sore hari dan malam hari,rasa sakit pada dada,dan pada pemeriksaan foto toraks ditemukan gambaran infiltrat, kavitas,dan limfadenopati mediastinum.
d.      Pengaruh Kehamilan terhadap TB paru
Tidak selalu mudah untuk mengenali ibu hamil dengan tuberkulosis paru, apalagi penderita tidak menunjukkan gejala-gejala yang khas seperti badan kurus, batuk menahun atau hemaptoe. Tuberkulosis aktif tidak membaik atau memburuk dengan adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bisa meningkatkan risiko tuberkulosis inaktif terutama pada post partum. Reaktifasi tuberkulosis paru yang inaktif juga tidak mengalami peningkatan selama kehamilan. Angka reaktifasi tuberkulosis paru-paru kira-kira 5-10% tidak ada perbedaan antara mereka yang hamil maupun tidak hamil
e.       Pengaruh TB Paru terhadap kehamilan
jika kuman TB hanya menyerang paru, maka akan ada sedikit risiko terhadap janin.Untuk meminimalisasi risiko,biasanya diberikan obat-obatan TB yang aman bagi kehamilan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol. Kasusnya akan berbeda jika TB juga menginvasi organ lain di luar paru dan jaringan limfa, dimana wanita tersebut memerlukan perawatan di rumah sakit sebelum melahirkan. Sebab kemungkinan bayinya akan mengalami masalah setelah lahir. Penelitian yang dilakukan oleh Narayan Jana, KalaVasistha, Subhas C Saha, Kushagradhi Ghosh, 1999  tentang efek TB ekstrapulmoner tuberkuosis, didapatkan hasil bahwa tuberkulosis pada limpha tidak berefek terhadap kahamilan, persalinan dan hasil konsepsi. Namun juka dibandingkan dengan kelompok wanita sehat yang tidak mengalami tuberculosis selama hamil mempunyai resiko hospitalisasi lebih tinggi (21% : 2%), bayi dengan APGAR skore rendah segera setelah lahir (19% : 3%), berat badan lahir rendah (<2500). Selain itu,risiko juga meningkat pada janin, seperti abortus, terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran prematur dan terjadinya penularan TB dari ibu ke janin melalui aspirasi cairan amnion (disebut TB congenital).
TB congenital biasanya sudah bisa diamati pada minggu ke 2-3 kehidupan bayi,seperti premature,gangguan napas,demam,berat badan rendah,hati dan limpa membesar.Penularan congenital sampai saat ini masih belum jelas,apakah bayi tertular saat masih di perut atau setelah lahir.
f.       Pengaruh TB paru pada persalinan
Setengah dari  jumlah kasus yang dilaporkan selama proses persalinan terjadi infeksi pada bayi yang disebabkan karena teraspirasi sekret vagina yang terinfeksi kuman tuberculosis.
g.      Pencegahan
Penyakit TBC dapat di cegah dengan berbagai cara, selama setiap individu memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan bersama, yaitu dengan menjaga kesehatan lingkungan, dan juga memperbaiki tingkat gizi serta daya tahan tubuh, karena TB tidak dapat menyerang pada orang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat
h.      Penanganan
·         Sebelum kehamilan
Konseling mengenai pengaruh kehamilan dan TB paru serta pengobatan, Pemeriksaan peyaring tuberculosis pada populasi resiko tinggi,dan perbai kan keadaan umum (gizi,anemia)
·         Selama hamil
TB bukan merupakan indikasi untuk melakukan pengguguran kandungan, Pengobatan dengan regimen kombinasi dapat segera dimulai begitu diag nosis ditegakkan,Antenatal care dilakukan seperti biasa,dianjurkan pasien datang paling awal atau paling akhir untuk mencegah penularan pada orang disekitarnya,Ibu hamil dengan proses aktif hendaknya jangan dicam purkan dengan wanita hamil lainnya pada pemeriksaan antenatal, dan apa bila batuk darah sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi
·         Saat persalinan
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa.Penderita diberi masker untuk menutupi hidung dan mulutnya agar tidak terjadi penyebaran kuman ke sekitarnya,Bila proses aktif kala I dan II diusahakan seringan mungkin. Pada kala I Ibu hamil diberi obat-obat penenang dan analgetika dosis rendah,Pemberian oksigen adekuat,tindakan pencegahan infeksi,eksttraksi vakum/ forsep bila ada indikasi obstetrix,bila ada indikasi obstetrix untuk Sc hal ini dilakukan bersama dengan ahli anastesi untuk memperoleh proses anastesi mana yang terbaik, sebaiknya persalinan dilakukan di ruang isolasi, cegah perdarahan pasca persalinan dengan uterotonika.
·         Pasca persalinan
Observasi 6-8 jam kemudian penderita dapat langsung dipulangkan.Bila tidak mungkin dipulangkan,penderita harus dirawat diruang isolasi, usahakan mencegah terjadinya infeksi tambahn dengan memberikan antibiotika yang cukup,bila ada anemia sebaiknya diberikan transfusi darah,Perawatan bayi harus dipisahkan dari ibunya sampai tidak terlihat tanda proses aktif lagi,pemberian ASI tidak merupakan kontra indikasi meskipun ibu mendapatkan OAT dan Ibu dianjurkan supaya segera memakai kontrasepsi atau bila jumlah anak sudah cukup,segera dilakukan tubektomi.
2.      Asma Bronkhiale
a.      Pengertian
Adalah penyakit paru-paru dengan karakteristik sebagai berikut :
·         Gangguan pernafasan yang dapat terjadi sebagian atau komplit
·         Infeksi pada saluran pernafasan
·         Respon pada gangguan saluran pernafasan yang disebabkan oleh stimulasi seperti iritasi lingkungan,infeksi virus saluran pernafasan,dingin,panas atau olahraga
b.      Etiologi
·         Reaksi imunologi (alergi) dimana IgE meninggi.
·         Faktor genetik.
·         Gabungan antara reaksi imunologi dan genetik
c.       Gejala
Gejala klinis bervariasi dari wheezing ringan sampai bronkokonstriksi berat,ada sputum yang banyak,batuk,sesak
d.      Pengaruh kehamilan terhadap Asma
Pengaruh kehamilan terhadap perjalanan klinis asma, bervariasi dan tidak dapat diduga. Dispnea simtomatik yang terjadi selama kehamilan, yang mengenai 60%-70% wanita hamil, bisa memberi kesan memperberat keadaan asma.Wanita yang memulai kehamilan dengan asma yang berat, tampaknya akan mengalami asma yang lebih berat selama masa kehamilannya dibandingkan dengan mereka yang dengan asma yang lebih ringan. Sekitar 60% wanita hamil dengan asma akan mengalami perjalanan asma yang sama pada kehamilan-kehamilan berikutnya. Gluck& Gluck menyimpulkan bahwa peningkatan kadar IgE diperkirakan akan memperburuk keadaan asma selama kehamilan, sebaliknya penderita dengan kadar IgE yang menurun akan membaik keadaannya selama kehamilan.Eksaserbasi serangan asma tampaknya sering terjadi pada trimester III atau pada saat persalinan, hal ini menimbulkan pendapat adanya pengaruh perubahan faktor hormonal, yaitu penurunan progesteron dan peningkatan prostaglandin, sebagai faktor yang memberikan pengaruh.Pada persalinan dengan seksio sesarea resiko timbulnya eksaserbasi serangan asma mencapai 18 kali lipat dibandingkan jika persalinan berlangsung pervaginam
e.       Pengaruh Asma terhadap Kehamilan
Pengaruh asma terhadap kehamilan bervariasi tergantung derajat berat ringannya asma tersebut. Asma terutama jika berat bisa secara bermakna mempengaruhi hasil akhir kehamilan, beberapa penelitian menunjukkan adanya peningkatan insidensi abortus, kelahiran prematur, janin dengan berat badan lahir rendah, dan hipoksia neonatus. Beratnya derajat serangan asma sangat mempengaruhi hal ini, terdapat korelasi bermakna antara fungsi paru ibu dengan berat lahir janin. Angka kematian perinatal meningkat dua kali lipat pada wanita hamil dengan asma dibandingkan kelompok asma terkontrol.Asma berat yang tidak terkontrol juga menimbulkan resiko bagi ibu, kematian ibu biasanya dihubungkan dengan terjadinya status asmatikus, dan komplikasi yang mengancam jiwa seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, korpulmonale akut, aritmia jantung, serta kelemahan otot dengan gagal nafas. Angka kematian menjadi lebih dari 40% jika penderita memerlukan ventilasi mekanik.Asma dalam kehamilan juga dihubungkan dengan terjadinya sedikit peningkatan insidensi preeklampsia ringan, dan hipoglikemia pada janin, terutama pada ibu yang menderita asma berat.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan penanganan penderita secara intensif, akan mengurangi serangan akut dan status asmatikus, sehingga hasil akhir kehamilan dan persalinan dapat lebih baik.
f.       Pencegahan
Pencegahan yang dianjurkan meliputi menghindari rangsangan potensial atau factor pencetus,imunoterapi yang teratur sebelum kehamilan,dan memperoleh vaksin influenza.
g.      Penanganan
Sebelum kehamilan
·         Konseling mengenai pengaruh kehamilan dan asma serta pengobatan
·         Penyesuaian terapi maintenance untuk optimalisasi fungsi respirasi
·         Hindari factor pencetus ,allergen
·         Rujukan dini pada pemeriksaan antenatal


Selama kehamilan
·         Penyesuaian terapi untuk mengatasi gejala.Pemantauan kadar teofilin dalam darah,krena selam hamil terjadi hemodilusi sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi
·         Pengobatan untuk mencegah serangan  dan penabnganan dini bila terjadi serangan
·         Pemberian obat inhalasi,untuk menghindari efek sistemik pada janin
·         Pemeriksaan paru Ibu
·         Pada pasien yang stabil,NST dilakukan pada akhir trimester II/ awal trimester III
·         Konstultasi anestesi untuk persiapan persalinan
Saat persalinan
·         Pemeriksaan FEV1 ,PEFR saat masuk rumah sakit dan diulang bila timbul gejala
·         Pemberian oksigen adekuat
·         Kortikosteroid sistemik(hidroktison 100 mg i.v tiap 8 jam) diberikan 4 minggu sebelum persalinan dan terai maintenance diberikan selama persalinan
·         Anestesi epidural dapat digunakan selama proses persalinan.Pada persalinan operatif lebih baik digunakan anestesi regional untuk menghindari rangsangan pada intubasi trakea.Penanganan hemoragi pasca persalinan sebaiknya menggunakan uterotonika atau PGE2 karena PGF dapat merangsang broncopasme
Pasca persalinan
·         Fisioterapi untuk membantu pengeluaran mucus paru,latihan pernapan untuk mencegah atau meminimlisasi atelaktasis,mulai pemberian terapi maintenance
·         Pemeberian ASI tidak merupakan kontra indikasi meskipun Ibu mendapatkan obat anti asma termasuk prednisone.
Penanganan umun
·         Menilai fungsi paru-paru Ibu dan perkembangan janin
·         Mengurangi factor pencetus terjadinya resiko asma

Pengobatan
·         Pendidikan pasien tentang penanganan
·         Pada asma yang ringan dapat digunakan obat local yang berbentuk inhalasi atau peroral
·         Pada keadaan yang lebih berat,penderita harus dirawat dan serangan dapat dihilangkan dengan satu atau lebih obat-obatan ini
ü  Efinefrin
ü  Isoprotermal
ü  Oksigen
ü  Aminofilin 250-500 mg
ü  Hidrasi obat-obatan yang mengandung iodium karena dapat membuat gangguan janin
·         Pemberian antibiotic bla ada infeksi
·         Bila ada serangan pertolongan persalinan dilakukan dengan vakum.
3.      Diabetes Melitus (DM)
a.      Pengertian
Diabetes mellitus adalah gangguan toleransi gula yang ditandai dengan hiperglikemia ( meningkatnya kadar glukosa darah)
b.      Etiologi
1.      Genetik
Diabetes Melitus Tergantung Insulin ( DMTI)
Ø  Perusakan imunologik yang memproduksi insulin
Ø  Faktor pemicunya adalah infeksi virus yang selanjutnya akan memproduksi antibody terhadap sel-sel beta sehingga akan mengakibatkan berkurangnya insulin
2.      Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI)
c.       Faktor resiko diabetes dalam kehamilan
·         Beberapa kali keguguran
·         Riawayat pernah melahirkan anak meninggal tanpa sebab
·         Riawayat pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan
·         Pernah meahirkan bayi > 4000 gram
·         Pernah pre eklampsia, polihidramnion
·         Gemuk ( obesitas )
·         Umur Ibu hamil > 30 tahun
·         Riawayat DM dalam keluarga
·         Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya
·         Infeksi Saluran Kemih ( ISK)  berulang –ulang selama hamil
d.      Pengaruh kehamilan persalinan dan nifas terhadap diabetes :
·         Kehamilan dapat menyebabkan status prediabetik menjadi manifest (diabetik)
·         Diabetes akan menjadi lebih berat oleh kehamilan
·         Pada persalinan yang memerlukan tenaga ibu dan kerja rahim akan memerlukan glukosa banyak,maka bias terjadi hipoglikemia atau koma
·         Dalam masa laktasi keperluan akan insulin akan bertambah
e.       Pengaruh diabetes terhadap kehamilan :
·         Abortus dan partus prematurus
·         Hidramnion
·         Pre-eklampsia
·         Kesalahan letak janin
·         Insufisiensi plasenta
f.       Pengaruh diabetes terhadap persalinan dan nifas :
·         Inersia uteri dan atonia uteri
·         Distosia karena janin ( anak besar,bahu lebar )
·         Kelahiran mati
·         Persalinan lebih sering ditolong secara operatif
·         Angka kejadian perdarahan dan infeksi tinggi
·         Morbiditas dan mortalitas ibu tinggi
·         Perdarahan dan infeksi puerperal lebih tinggi
·         Luka-luka jalan lahir lambat pulih/sembuh
g.      Pengaruh diabetes terhadap janin atau bayi :
·         Sering terjadi abortus
·         Kematian janin dalam kandungan setelah 36 minggu
·         Dapat terjadi cacat bawaan
·         Dismaturitas
·         Janin besar ( bayi kingkong/makrosomia )
·         Kematian neonatal tinggi
·         Kemudian hari dapat terjadi kelainan neurologic dan psikologik
h.      Pencegahan
Biasanya untuk menghindari DMG pada Ibu hamil terutama yang berpeluang besar terkena DMG itu dianjurkan untuk menjalani diet
i.        Penanganan Umum
·         Penatalasanaan DM dilakukan secara terpadu oleh spesialis penyakit dalam,spesialis Obgyn,ahli gizi da spesialis anak
·         Tujuan penanganan adalah mencapai dan mempertahankan keadaan gula darah normal sejak hamil hingga persalinan yaitu kadar GDP 105 mg/dl dan 2 jam sesudah makan,120 mg/dl
·         Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan :
ü  Perencanan makan yang sesuai dengan kebutuhan
ü  Pemantauan glukosa darah sendiri di rumah
ü  Pemberiasn Insulin bila belum tercapai normoglikemia dengan perencanaan makan
·         Segera setelah pasien didiagnosa DMG,lakukan pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah makan untuk menentukan langkah penatalaksanaan
·         Bila kadar GDP >130 mg/dl pada pasien langsung diberi insulin disamping perencanaan makan,terutama pada penderita yang terdiagnosa setelah usia kehamilan mencapai 28 minggu
·         Bila kadar GDP < 130 mg/dl dimulai dengan perencanaan makan saja dulu
·         Monitor kesejahteraan janin
·         Saat melahirkan kontrol gula darah dan kesejahteraan janin
·         Pada kelahiran pervaginam diperhitungkan kemungkinan kesulitan karena makrosomia.
j.        Penanganan Obstetri
·         Pemantauan Ibu dan janin dilakukan dengan mengukur TFU dan mendengarkan denyut jantung janin
·         Penilaian menyeluruh janin dilakukan dengan skor fungsi dinamik janin- placenta.Skor <5 merupakan tanda gawat janin.Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minnggu.Adanya makrosomia,pertumbuhan janin  yang terhambat dan gawat janin merupakan indikassi untuk melakukan persalinan secar seksio sesarea. Janin yang sehat skor FDJP>6  dapat dilahirkan pada umur kehamilan cukup waktu40-42 minggu dengan persalinan biasa .Ibu hamil DMG tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya terkendali baik,namun harus selalu diperhatikan gerak janin normal > 10 kali dalam 12 jam
·         Bayi yang dilahirkan dari Ibu DMG memerlukan perawatan khusus
·         Prosedur dibawah ini perlu untuk pengelolaan Ibu DMG ;
Ø  Bila diperlukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentris dahulu untuk memastikan kematangan janin (Bila usia kehamilan masih < 38 minggu )
Ø  Kehamilan dengan DMG yang berkomplikasi (hipertensi,pre eklampsia, kelainan vascular, infeksiseperti glomerulus, nefritis,cystitis, moniliasis,harus dirawat sejak kehamilan minggu ke 34). Pasien DM yang berkomplikasi biasanya memerlukan insulin.Umumnya Ibu  dengan DMG kadar gula darahnya mudah terkendali kecuali bila ada komplikasi.
k.      Prinsip penanganan
·         Kontrol secara ketat gula darah,sebab bila kntrol kurang baik upayakan lahir lebih dini dengan pertimbangan pematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin mendadak
·         Hindari adanya infeksi traktus urinarius atau infeksi lainnya.Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
l.        Pengaturan diet
·         Jumlah kalori dan konsumsi makanan pada umumnya untuk DM dianjurkan 35 kalori pper Kg BB ideal,kecuali pada penderita gemuk,perlu dipertimbangkan kalori yang sedikit rendah
·         Cara yang dianjurkan ditemukan BB ideal: BB ideal = (TB-100)-10%
·         Kebutuhan kalori merupakan jumlah keseluruhan kalori yang dibutuhkan dari:
·         Kalori basal 25 kalori/kg berat ideal
·         Kalori untuk kegiatan jasmani 10-30%
·         Penambahan kalori untuk kehamilan 300 kalori
4.      Penyakit jantung
a.      Pengertian
Pada kehamilan dengan jantung normal,wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan perubahn secara fisiologis.Perubahn tersebut disebabkan oleh:
·         Hipervvolemia :dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap
·         Jantung daan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran rahim
·         Dalam kehamilan :
Ø  Denyut jantung dan nadi: meningkat
Ø  Pukulan jantung ; meningkat
Ø  Volume darah ; meningkat
Ø  Tekanan darah menurun sedikit
      Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan :
      Kelas I:
·         Tanpa pembatasan kegiatan fisik
·         Tanpa gejala pada kegiatan biasa
                           Kelas II :
·         Sedikit dibatasi kegiatan fisiknya
·         Waktu nistrahat tidak ada keluhan
·         Kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala insufisiensi jantung
·         Gejalanya adalah lelah,palpiotasi,sesak nafas,dan nyeri dada(angina pektoris)
                           Kelas III :
·         Kegiatan fisik sangat dibatasi
·         Waktu istrahat tidak ada keluhan
·         Sedikit kegiatan fisik menimbulkan keluhan insufisiensi jantung
                            Kelas IV:
·         Waktu istrahat dapat timbul keluhan insufisiensi jantung, apalagi kerja fisik yang tidak berat.
b.      Etiologi
·         Usia
·         Riawayat dekompensasi kordis
·         Anemia
c.       Tanda –tanda
·         Sesak nafas
·         Nyeri dada
d.      Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung
Saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
·         Pada kehamilan 32-36 minggu,di mana volume darah mencapai puncaknya  ( hipervolumia)
·         Pada kala II,di mana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan memerlukan kerja jantung yang berat
·         Pada pasca persalinan,di mana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah lahir,sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah Ibu
·         Pada masa nifas,karena ada kemungkinan infeksi
e.       Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan :
·         Dapat terjadi abortus
·         Prematuritas ( lahir tidak cukup bulan )
·         Dismaturitas (lahir cukup bulan,namun dengan berat badan lahir rendah)
·         Lahir dengan APGAR rendah atau lahir mati
·         Kematian janin dalam rahim (KJDR)
f.       Pencegahan
·         Tidak merokok
·         Pola makan diusia muda,jangan terlalu banyak makan,terutama makanan yang mengandung lemak
·         Latihan olahraga teratur sesuai umur dan kekuatan tubuh
·         Cukup istrahat
·         Hidup sederhana dan bekerja secara tenang dan teratur
·         Pemeriksaan /check up secara teratur
g.      Penanganan
Dalam kehamilan
·         Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan (misalnya,sekali seminggu)merupakan hal yang penting
·         Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog,untuk penyakit jantung,harus dibina sedini mungkin
·         Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan.jika terdapat anemia,harus diobati.
·         Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung,hal ini harus diobati.
·         Bila terjadi keluhan yang agak berat,seperti sesak napas,infeksi saluran pernapasan,dan sianosis,penderita harus dirawat di RS untuk pengawasan dan pengobatan yang lebih intensif
·         Skema kunjungan antenatal : Setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya
·         Wanita hamil dengan penyakit jantung harus cukup istrahat,cukup tidur,diet rendah garam,dan pembatasan jumlah cairan
·         Sebaiknya penderita dirawat 1-2 minggu sebelum taksiran persalinan
·         Pengobatan khusus harus bergantung pada kelas penyakit :
ü  Kelas I : tidak memerlukan pengobatan tambahan
ü  Kelas II : Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan.Memgurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu
ü  Kelas III :Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya.Sebaiknya dirawat di RS sejak kehamilan 28-30 minggu
ü  Kelas IV : Harus dirawat di Rumah sakit dan diberikan pengobatan,bekerja sama dengan kardiolog.
Dalam persalinan
·         Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan bersalin pervaginam,namun dengan pengawasan yang baik serta bekerja sama dengan ahli penyakit dalam
·         Membuat daftar his : daftar nadi,pernapasan,tekanan darah yang diawasi dan dicatat setiap 15 menit dalam kala I dan setiap 10 menit dalam kala II.Bila tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis.Memberikan sedilanid dosis aweal 0,8 mg dan ditambahkan sampai dosis 1,2 -1,6 mg intra vena perkahan-lahan.JIka perlu,suntikan dapat diulang 1-2 kali dalam 2 jam.Di kamar bersalin harus tersedia tabung berisi oksigen,morfin dan suntikan diuretikum.
·         Kala II yang kritis bagi penderita.Bila tidak timbul tanda –tanda payah jantung,persalinan dapat ditunggu,diawasi dan ditolong secara spontan.dalam 20-30 menit,bila janin belum lahir,kala II segera diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forsep. Kalau di jumpai CPD, maka dilakukan seksio sesarea dengan local anastesi/lumbal/kaudal dibawah pengawasan ahli multi disiplin
·         Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat analgesik seperti petidin dan lain-lain.Jangan diberikan barbiturate(luminal) atau morfin bila ditaksir bayi akan lahir dalam beberapa jam
·         Kala II biasanya berjalan seperti biasa .Pemberian ergometrin dengan hati-hati,biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman.
Dalam pasca persalinan dan nifas
·         Setelah bayi lahir,penderita dapat tiba-tiba jatuh kolaps,yang disebabkan darah tiba-tiba membanjiri tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah.hal ini harus diawasi dan dipahami oleh penolong.selain itu,pendarahan merupakan komplikasi yang cukup berbahaya.
·         Karena itu penderita harus tetap diawasi dan dirawat sekurang-kurangnya 2 minggu setelah bersalin.
Masa laktasi
·         Laktasi diperbolehkan pada wanita dengan penyakit jantung kelas I dan II,yang sanggup melakukan kerja fisik.
·         Laktasi dilarang pada wanita dengan penyakit jantung  kelas III dan IV.
Penanganan secara umum
·         Penderita kelas III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan sangat membahayakan jiwanya.
·         Bila hamil,sedini mungkin abortus buatan medikalis hendaknya dipertimbangkan untuk dikerjakan.
·         Pada kasus tertentu sangat dianjurkan untuk tidak hamil lagi dengan melakukan tubektomi,setelah penderita afebris,tidak anemis,dan sedikit keluhan.
·         Bila tidak mau sterilisasi,dianjurkanmemakai kontrasepsi.Kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR)
5.      Penyakit Ginjal
penyakit ginjal yang dapat terjadi dalam kehamilan yaitu :
Gagal Ginjal Akut ( Acute Renal Failure)
a.       Pengertian:
Gagal ginjal akut adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal yang terjadi secara akut/tiba-tiba dan tidak berlangsung lama.
b.      Etiologi :
*      Abortus septic terutama disebabkan  Clostridium welchii,toksemi hamil,solusio plasenta,sepsis puerperalis
*      Hemolisis karena kesalahan transfusi darah
*      Setiap syok yang hebat dan irefersibel
c.       Pengaruh terhadap kehamilan
Wanita dengan kehamilan penyakit ginjal harus mempertimbangkan ditawarkan penilaian pra-kehamilan dan konseling oleh tim multidisiplin (yang harus mencakup dokter kandungan, dokter ginjal / obstetri dan bidan spesialis). 
·         Untuk wanita dengan normal atau hanya sedikit penurunan fungsi ginjal pra-kehamilan (kreatinin serum di bawah 125 umol / l), hasil obstetri biasanya berhasil tanpa efek yang merugikan pada program jangka panjang dari penyakit mereka, tetapi ada peningkatan risiko komplikasi kehamilan seperti hipertensi dan pre-eklampsia (lihat artikel terpisah Hipertensi pada Kehamilan ). 
·          Wanita dengan lebih gangguan ginjal berat lebih mungkin untuk menderita hipertensi, pre-eklampsia atau persalinan prematur, dan memiliki bayi yang kecil,keguguran atau penurunan fungsi ginjal ireversibel pada dalam jangka panjang
·          Kehamilan sangat jarang pada wanita dengan stadium akhir gagal ginjal padadialisis , untuk berbagai alasan; kebanyakan wanita tersebut subur. Kesuburansering kembali dengan cepat setelah transplantasi ginjal sukses.
·         Jika perempuan pada dialisis tidak menjadi hamil, hasilnya biasanya miskin dengan resiko yang sangat tinggi keguguran, hipertensi berat, bayi kecil dan prematur. 3Sebuah peningkatan 50% pada dialisis diperlukan. Hasil kelahiran hidup hanya sekitar 50%. Hasil lebih baik bagi mereka dengan transplantasi ginjal.
·          Obat-obatan, terutama antihipertensi agen, harus ditinjau pada wanita dengan penyakit ginjal yang ingin hamil. Prednisolon , azathioprine , ciclosporin dantacrolimus tampaknya tidak dikaitkan dengan kelainan janin dan tidak harus dihentikan pada kehamilan. 
·          Pada wanita hamil dengan penyakit ginjal, tekanan darah target yang harus di bawah 140/90 mm ​​Hg. 
·         Wanita dengan penyakit ginjal harus ditawarkan aspirin dosis rendah sebagai profilaksis terhadap pre-eklampsia, dengan pengobatan dimulai dalam trimester pertama. 
d.       Pencegahan dalam kebidanan :
·         Penyebab dari sudut kebidanan ditangani dengan sebaik-baiknya,kalau perlu dihindarkan.
·         Pendarahan dan syok segera ditanggulangi
·         Pemberian transfuse darah lege artis.
e.         Penanganan :
     Konsultasi dengan ahli nefrologi/ahli penyakit dalamadalah tindakan yang bijaksana.